Rapat Penerimaan Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS) SMA PGRI Dobo Tahun Pelajaran 2022/2023
SMA PGRI Dobo Terapkan Dua Kurikulum
Kepala SMA PGRI Dobo, D. Garpenasy, S.Pd mengaku, saat ini sekolah yang dipimpinnya itu masih menggunakan dua kurikulum, yakni Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Hanya saja penerapannya dilakukan tidak secara merata untuk semua kelas.
Hal tersebut dikatakan Garpenasy saat rapat pembagian laporan hasil belajar siswa pada akhir tahun pelajaran 2022/2023 pada Selasa lalu. (20/12). Pelaksanaan pembagian laporan hasil belajar siswa berlangsung di aula sekolah.
Kegiatan rapat yang dipimpin langsung Kepala SMA PGRI DOBO, D. Garpenasy, S.Pd, ini juga turut dihadirI ketua komite sekolah, Wakasek Kurikulum, Kesiswaan dan ratusan orang tua/ wali siswa.
Dihadapan kurang lebih 500 orang tua murid saat itu, Garpenasy mengatakan, ada dua kurikulum yang digunakan yakni Kurikulum 2013, yang diberlakukan untuk kelas XI dan XII. Sedangkan Kurikulum Merdeka diterapkan kepada siswa kelas X.
Ia menjelaskan, penerapan E-rapor untuk Kurikulum Merdeka diberlakukan untuk kelas X. Sehingga semua siswa kelas X sudah bisa memiliki laporan hasil belajar siswa versus aplikasi.
Ia menjelaskan, siswa kelas X telah melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada September lalu. Tema projek saat itu “Suara Demokrasi dengan topik spesifik yaitu Membangun Jiwa Kepemimpinan,” jelasnya.
Membangun jiwa siswa sejak dini, kata dia, untuk masa depan yang baik. "Untuk menjadi pemimpin harus dimulai sejak dini sehingga karakter-karakter baik siswa akan muncul lebih awal untuk masa depan mereka kemudian," ujarnya.
Dihadapan para orang tua/wali siswa, ia menekankan bahwa karakter anak bukan hanya tugas bapak dan ibu guru di sekolah tetapi juga orang tua/wali siswa. "Proses pendampingan orang tua harus penuh tanggung jawab di rumah, teruslah mendampingi anak dalam segala hal atau apapun yang mereka lakukan, selain pendampingan guru di sekolah," tekannya.
Ia juga menjelaskan, sekolah masih menghadapi sejumlah kendala diantaranya kekurangan tenaga pendidik. Sehingga rekrutmen tenaga honor tetap dilakukan untuk menunjang proses pembelajaran dan meningkatkan mutu pendindikan di sekolah.
Sementara Ketua Komite Sekolah, A. Masbaitubun, S.pd menambahkan, kehadiran guru honorer yang profesional masih sangat diperlukan.
“Mengawali tahun ajaran 2023/2024 harus diadakan rapat orang tua dengan komite terkait dengan kebutuhan guru honorer. Karena sekolah kita adalah sekolah yayasan yang harus biayai sendiri. Oleh karena itu, tanggung jawab orang tua diperlukan untuk membayar uang komite,” ujarnya
0 Komentar
Tambahkan Komentar